TEKNIK DASAR PENYELAMAN
Dalam sejarah penyelaman tidak diketahui kapan pertama kali manusia mulai
menyelam. Manusia primitif sudah mulai
mencoba melakukan penyelaman walaupun
dengan teori yang paling sederhana. Jadi
usaha manusia melakukan penyelaman telah
dimulai sejak zaman purba seumur peradaban manusia sendiri.
Pada mulanya penyelaman dilakukan
dengan menahan napas, tanpa bantuan alat.
Untuk mempercepat mencapai dasar air,
penyelam sering terjun dari satu ketinggian dengan memeluk batu sebagai pemberat.
Setelah sampai pada kedalaman yang dituju
batu tersebut dilepaskan dan mereka bergerak sesuai dengan kebutuhan untuk apa penyelaman itu. Dengan demikian kedalaman
dan lamanya penyelaman sangat terbatas
dan tergantung kepada kemampuan menahan napas. Untuk memperjelas penglihatan
dalam air penyelam tradisional banyak memakai kaca mata renang yang bingkainya
terbuat dari bambu, biji kenari atau kayu.
Alat-alat yang diciptakan manusia diantaranya ialah : SCUBA (Self Contained
Underwater Breathing Apparatus) dan SSBA
(Surface Supplied Breathing Apparatus).
Dengan alat-alat tadi manusia dapat menyelami sungai, laut, danau dan bahkan bawah
es di daerah kutub (ice diving), lebih lama
dan lebih dalam
Ditinjau dari jenis teknik dasar penyelaman, menurut Hadi 1991 ada 3 cara yang dipergunakan
yaitu :
1. Penyelaman tahan napas (Breath Hold Diving, Skin Diving)
Penyelaman tahan napas (Breath Hold Diving, Skin Diving) Penyelanian tahan napas ada 2 macam yakni :
a. "Goggling" dan
Goggling" adalah penyelanian tahan napas dengan menggunakan kaca mata renang. Biasanya, banyak dilakukan oieh penyelam alam dan para nelayan untuk mencari mutiara, teripang, menembak ikan, memasang dan mengambil bubu dll. Dengan goggling ini penyelam sulit untuk melakukan ekualisasi, akibatnya mudah terkena squeeze mata dan baro-trauma teiinga yang dapat menyebab-kan kesulitan bagi penyelam.
b. "Snorkelling"
Snorkelling adalah penyelaman tahan napas dengan menggunakan masker kaca (face mask) yang menutupi mata dan hidung, serta pipa napas (Snorkell). Cara dan kegunaannya untuk menyelam sama dengan goggling, namun sedikit lebih menguntungkan karena penyelam mudah melakukan ekualisasi dan dapat berenang di permukaan tanpa mengang-kat kepala apabila hendak bernapas. Kemampuan penyelam menahan napas nienyebabkan terbatasnya waktu dan kedalaman dalam melakukan pekerjaan bawah air.
2. Penyelaman SCUBA atau SCUBA Diving .
Penyelaman SCUBA dilakukan pada kedalaman 18 - 39 m atau kurang dari itu tergantung pada kebutuhannya, dan disesuaikan dengan kecepatan arus (maksimal 1 knot). Dalam keadaan normal penyelaman SCUBA dilakukan pada kedalaman 18 m selama 60 menit, sedangkan maksimalnya dilakukan pada kedalaman 39 m selama 10 menit. SCUBA digunakan untuk melakukan tugas penyelaman di air dangkal yang memerlukan mobilitas tinggi, tetapi dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat. Penyelaman SCUBA sering dilakukan untuk melakukan pemeriksaan, pencarian benda-benda, penelitian, pengamatan pertumbuhan biota laut, perbaikan atau perawatan ringan pada kapal. Penyelaman SCUBA dapat juga dijadikan penunjang bagi objek wisata bawah air (underwater tourism) yang dapat menghasilkan devisa yang cukup banyak untuk negara
1. Penyelaman tahan napas (Breath Hold Diving, Skin Diving)
Penyelaman tahan napas (Breath Hold Diving, Skin Diving) Penyelanian tahan napas ada 2 macam yakni :
a. "Goggling" dan
Goggling" adalah penyelanian tahan napas dengan menggunakan kaca mata renang. Biasanya, banyak dilakukan oieh penyelam alam dan para nelayan untuk mencari mutiara, teripang, menembak ikan, memasang dan mengambil bubu dll. Dengan goggling ini penyelam sulit untuk melakukan ekualisasi, akibatnya mudah terkena squeeze mata dan baro-trauma teiinga yang dapat menyebab-kan kesulitan bagi penyelam.
b. "Snorkelling"
Snorkelling adalah penyelaman tahan napas dengan menggunakan masker kaca (face mask) yang menutupi mata dan hidung, serta pipa napas (Snorkell). Cara dan kegunaannya untuk menyelam sama dengan goggling, namun sedikit lebih menguntungkan karena penyelam mudah melakukan ekualisasi dan dapat berenang di permukaan tanpa mengang-kat kepala apabila hendak bernapas. Kemampuan penyelam menahan napas nienyebabkan terbatasnya waktu dan kedalaman dalam melakukan pekerjaan bawah air.
2. Penyelaman SCUBA atau SCUBA Diving .
Penyelaman SCUBA dilakukan pada kedalaman 18 - 39 m atau kurang dari itu tergantung pada kebutuhannya, dan disesuaikan dengan kecepatan arus (maksimal 1 knot). Dalam keadaan normal penyelaman SCUBA dilakukan pada kedalaman 18 m selama 60 menit, sedangkan maksimalnya dilakukan pada kedalaman 39 m selama 10 menit. SCUBA digunakan untuk melakukan tugas penyelaman di air dangkal yang memerlukan mobilitas tinggi, tetapi dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat. Penyelaman SCUBA sering dilakukan untuk melakukan pemeriksaan, pencarian benda-benda, penelitian, pengamatan pertumbuhan biota laut, perbaikan atau perawatan ringan pada kapal. Penyelaman SCUBA dapat juga dijadikan penunjang bagi objek wisata bawah air (underwater tourism) yang dapat menghasilkan devisa yang cukup banyak untuk negara
3.Penyelaman SSBA (Surfaced Supply Breathing Apparatus Diving).
Penyelaman SSBA ini memerlukan dukungan logistik yang lebih komplek serta dukungan peralatan dan anggota dalam jumlah yang cukup besar. Gerak penyelaman dalam bidang vertikal sukar dilakukan. Namun demikian penyelaman SSBA ini memasok udara tidak terbatas dan dapat dilaksanakan pada kecepatan arus maksimal 2,5 knots. Karenanya penyelaman ini digunakan untuk melaksanakan penelitian-penelitian pada kedalaman lebih dari 60 m selama 40 menit
Berikut ini adalh beberapa teknik yang diperlukan dalam diving selain teknik penyelaman diatas menurut Duke 2017 yaitu:
1. Teknik Bernapas
Dalam menyelam, penting sekali untuk melakukan teknik pernapasan yang benar. Teknik yang benar adalah dengan mengambil napas secara dalam dan perlahan. Dengan begitu, oksigen dapat mengalir ke seluruh peredaran darah kita. Jangan bernapas dengan terburu-buru, dan jangan juga menahan napas. Bernapas secara dalam dan perlahan juga dapat membantu untuk menenangkan diri. Ingat, yang pasti saat menyelam kita tidak boleh panik.
Dalam menyelam, penting sekali untuk melakukan teknik pernapasan yang benar. Teknik yang benar adalah dengan mengambil napas secara dalam dan perlahan. Dengan begitu, oksigen dapat mengalir ke seluruh peredaran darah kita. Jangan bernapas dengan terburu-buru, dan jangan juga menahan napas. Bernapas secara dalam dan perlahan juga dapat membantu untuk menenangkan diri. Ingat, yang pasti saat menyelam kita tidak boleh panik.
2. Teknik Berenang
Teknik pergerakan atau berenang dalam menyelam mengandalkan gaya dorong kaki. Perlu diperhatikan juga, ketika mendorong kaki jangan terlalu kencang atau terlalu cepat, karena akan menguras tenaga. Minimalisir gerakan yang tidak dibutuhkan, karena hal ini juga akan menghemat napas.
Teknik pergerakan atau berenang dalam menyelam mengandalkan gaya dorong kaki. Perlu diperhatikan juga, ketika mendorong kaki jangan terlalu kencang atau terlalu cepat, karena akan menguras tenaga. Minimalisir gerakan yang tidak dibutuhkan, karena hal ini juga akan menghemat napas.
3. Ekualisasi
Saat kita menyelam, tekanan udara dari luar akan menekan gendang telinga kita dan membuat telinga terasa sakit. Untuk mencegah hal tersebut, perlu adanya ‘perlawanan’ terhadap tekanan dari luar tersebut. Caranya adalah dengan melakukan ekualisasi. Teknik yang paling popular adalah dengan menjepit hidung dan menghembuskan udara melalui hidung. Selain itu dapat juga dilakukan dengan menelan ludah atau menggerak-gerakan rahang. Ekualisasi ini tidak hanya dilakukan ketika telinga sudah terasa sakit, justru harus dilakukan sebelum merasa perlu melakukannya.
4. Regulator Clearing
Teknik ini dilakukan ketika selang mengalami kebocoran hingga menyebabkan air masuk ke dalam. Ada dua cara untuk mengatasi hal ini. Pertama dengan menekan tombol purge. Kedua dengan meniup regulator secara manual sampai air keluar.
5. Regulator Recovery
Apabila mouthpiece terlepas saat menyelam, tidak perlu panik. Kita dapat mengatasinya dengan cara menggapai ujung regulator yang tersambung dengan tabung, kemudian menelusuri hingga bagian mouthpiece terpegang.
6. Masker Clearing
Tidak jarang saat menyelam, kita mendapati masker kita berembun. Jangan khawatir, kita dapat melakukan masker clearing dengan cara memasukkan sedikit air melalui bagian atas masker. Kemudian kocoklah air untuk menghilangkan embun, lalu buka sedikit bagian bawah masker sambil menghembuskan udara untuk mengeluarkan air.
7. Naik ke permukaan
Saat kita menyelam, tekanan udara dari luar akan menekan gendang telinga kita dan membuat telinga terasa sakit. Untuk mencegah hal tersebut, perlu adanya ‘perlawanan’ terhadap tekanan dari luar tersebut. Caranya adalah dengan melakukan ekualisasi. Teknik yang paling popular adalah dengan menjepit hidung dan menghembuskan udara melalui hidung. Selain itu dapat juga dilakukan dengan menelan ludah atau menggerak-gerakan rahang. Ekualisasi ini tidak hanya dilakukan ketika telinga sudah terasa sakit, justru harus dilakukan sebelum merasa perlu melakukannya.
4. Regulator Clearing
Teknik ini dilakukan ketika selang mengalami kebocoran hingga menyebabkan air masuk ke dalam. Ada dua cara untuk mengatasi hal ini. Pertama dengan menekan tombol purge. Kedua dengan meniup regulator secara manual sampai air keluar.
5. Regulator Recovery
Apabila mouthpiece terlepas saat menyelam, tidak perlu panik. Kita dapat mengatasinya dengan cara menggapai ujung regulator yang tersambung dengan tabung, kemudian menelusuri hingga bagian mouthpiece terpegang.
6. Masker Clearing
Tidak jarang saat menyelam, kita mendapati masker kita berembun. Jangan khawatir, kita dapat melakukan masker clearing dengan cara memasukkan sedikit air melalui bagian atas masker. Kemudian kocoklah air untuk menghilangkan embun, lalu buka sedikit bagian bawah masker sambil menghembuskan udara untuk mengeluarkan air.
7. Naik ke permukaan
Naik ke permukaan harus dilakukan secara perlahan, tidak boleh terlalu cepat. Disarankan untuk melakukan safety stop dimana penyelam berhenti pada kedalaman 5m selama kurang lebih 5 menit. Tujuan dari safety stop ini adalah untuk menetralisir kadar nitrogen dalam tubuh kita. Selama naik ke permukaan, kita juga harus memperhatikan kondisi permukaan, mengetahui posisi kapal, dan melepas surface marker buoy.
8.Teknik Wading Entry
Teknik wading entry adalah teknik masuk kedalam air dengan berjalan
dari tepi pantai. Sekilas tampak mudah menggunakan teknik ini, namun
jangan lupa anda telah menggunakan peralatan scuba mulai dari BCD, regulator,
tabung, masker diving, snorkel, fin dan
pemberat. Pastikan seluruh peralatan scuba mulai dari BCD, regulator dan tabung
telah terpasang pada tubuh anda dan berkerja dengan sempurna. Jangan lupa
gunakan masker diving dan snorkel juga dengan benar. Isilah BCD dengan udara
secukupnya untuk memastikan anda tetap mengapung ketika berjalan ke arah tengah
laut. Jika anda menggunakan fin pastikan anda berjalan mundur ke arah tengah
laut atau anda dapat menggunakan booties terlebih dahulu dan mengikatkan fin
pada tali BCD anda. Berjalanlah perlahan-lahan ke arah tengah laut. Tidak usah
takut jika tiba-tiba anda tenggelam. BCD akan menjaga anda tetap mengapung.
Setelah anda berada ditengah laut dimana kaki anda sudah tidak menyentuh dasar
laut, gunakan fin anda dan berenanglah ke arah tengah laut dengan menggunakan
gaya back-turtle (seperti gaya punggung dengan tabung berada di bawah). Setelah
mencapai koordinat yang tepat maka lepas snorkel anda dan ganti dengan
mouthpiece anda. Pastikan semua alat selam anda
tetap terpasang ditubuh anda dengan benar dan berfungsi dengan sempurna. Jika
tidak ada masalah berilah kode clear kepada buddy anda dan mulailah kurangi
udara dalam BCD supaya secara perlahan-lahan.
9.Teknik Seated Entry
Teknik Seated Entry biasa dikenal dengan teknik masuk air dengan duduk. Teknik
ini biasa digunakan ketika anda belajar diving di
kolam renang atau ketika anda diving dengan awal entry dari kapal boat. Teknik
ini sangat sederhana sekali yaitu dengan duduk di pinggir
kolam/boat dengan kaki masuk air terlebih dahulu.
Kemudian masuklah ke dalam air secara perlahan-lahan dengan
menaruh tumpuan badan pada kedua tangan anda di tembok kolam atau pinggir
boat. Setelah masuk kedalam air isilah BCD dengan udara secukupnya untuk
memastikan anda tetap mengapung tanpa perlu mengayuhkan kaki. Pastikan
semua alat WADING Escuba anda tetap terpasang ditubuh dengan benar dan
berfungsi dengan sempurna. Jika tidak ada masalah berilah kode clear kepada
buddy anda dan mulailah kurangi udara dalam BCD supaya secara perlahan-lahan.
10 .Teknik Giant Stride
Teknik giant stride yaitu masuk kedalam air dengan cara seperti melangkah mengawang diatas air. Teknik ini bisa digunakan ketika belajar diving di kolam renang atau penyelaman dari atas kapal boat maupun kapal pesiar dan dari atas pesawat terbang. Pastikan semua peralatan scuba telah terpasang di badan anda dengan dan berkerja dengan benar. Gunakan masker diving, mouthpieces dan fin. berdirilah di tepi kolam renang atau di kapal boat. Tangan kanan menekan masker untuk menghindari air masuk pada masker ketika anda menyentuh permukaan air. bila perlu gigitlah mouthpieces anda untuk mencegah ikut terlepas. Kepala menunduk melihat fin anda, cara untuk menghindari terlepasnya masker ketika anda menyentuh permukaan air. Tangan kiri memegang tabung dibelakang punggung. Kemudian kaki kanan melangkah ke atas air dan langsung tarik kaki kiri anda untuk sejajar dengan kaki kanan anda. Pastikan anda masuk dengan posisi berdiri dengan kedua kaki sejajar. Setelah anda masuk kedalam air tetap tenang dan kayuhlah kaki anda kepermukaan air. Kemudian isilah BCD dengan udara secukupnya untuk memastikan anda tetap mengapung. Kontrol dan cek semua peralatan scuba anda apakah tetap terpasang pada tubuh anda dengan benar dan tetap dapat berkerja dengan sempurna. Jika semua dalam kondisi baik maka berilah kode clear kepada buddy anda dan mulailah menyelam dengan mengurangi udara dalam BCD secara perlahan-lahan.
11. Teknik Back-Roll Entry
Teknik back roll adalah teknik favorit yang sering digunakan para penyelam
ketika menyelam dari atas kapal boat. Cara melakukan teknik ini adalah gunakan
seluruh peralatan scuba dengan benar. Pasang masker dan mouthpieces anda. Duduk
di tepi kolam atau kapal boat dengan membelakangi air. Seperti giant-stride,
tangan kanan menekan masker untuk mencegah air masuk ke masker ketika anda
menyentuh air, tangan kiri memegang tabung untuk mencegah tabung terlepas dari
BCD dan kepala menunduk melihat fin. Setelah semua siap maka lemparkan kaki
anda ke atas seperti anda melakukan gerakan koprol Pastikan tabung berada di
bawah anda dan menyentuh permukaan air terlebihdahulu (pastikan kepala anda
tetap menunduk) dan kaki tetap berada diatas. Setelah masuk kedalam air diamlah
sejenak kemudian putarlah tubuh anda kesamping atau ke atas (seperti gerakan
salto ke depan) untuk memposisikan kaki anda dibawah tubuh anda. kayuhlah kaki
anda supaya anda kembali kepermukaan air. Isilah BCD dengan udara secukupnya
untuk memastikan anda tetap mengapung tanpa mengayuhkan kaki. Kontrol dan
cek semua peralatan scuba anda apakah tetap terpasang pada tubuh anda dengan
benar dan tetap dapat berkerja dengan sempurna. Jika semua dalam kondisi baik
maka berilah kode clear kepada buddy anda dan mulailah menyelam dengan
mengurangi udara dalam BCD secara perlahan-lahan.
12.Side Roll Method
Teknik side roll method ini diawali dengan duduk sejajar di pinggir kapal
saat akan masuk ke dalam air, kemudian berguling ke samping. Cara ini umumnya
digunakan saat akan melakukan dive namun kapal tetap melaju (tidak berhenti).
Daftar Pustaka:
Duke , Helena dkk.2017.PENGARUH KEDALAMAN MENYELAM, LAMA MENYELAM,
ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT DEKOMPRESI
PADA PENYELAM TRADISIONAL.Jurnal Kesehatan Masyarakat. Indonesia. 12(2): 12-18.
Hadi ,Nurachmad.1991.TINJAUAN TENTANG PENYELAMAN.Jurnal Oseana 6(4). 4 : 1 - 1 2.
Nama. :Nurul Permatasari
NPM :E1I018012
Dosen Pengampu :Dr Yar Johan S.Pi,.M.Si